Dasawatara (10 Awatara Vishnu)

12:05 AM 1 Comments




Selamat malam sobat,

Postingan saya malam ini akan secara khusus membagi info tentang Dasawatara – 10 Awatara Vishnu. Sebagai awal, seperti biasa, akan saya sampaikan bahwa jika nanti ditemukan info yang tidak sama dengan yang selama ini anda ketahui, ataupun pelajari. Tolong disikapi bahwa saya merangkum info ini dari berbagai sumber, dan saya usahakan senetral mungkin dan tidak mengandung SARA. Apabila memang ada hal-hal yang sekiranya menjurus ke sebuah agama/ suku/ maupun bangsa tertentu, akan saya tambahkan keterangan. Dan saya minta maaf untuk hal tersebut.

Pertama-tama, marilah kita mengenal siapa pemilik awatara-awatara (inkarnasi) ini. Beliau adalah Vishnu, salah satu dari 3 dewa tertinggi dalam Trimukti. Bahkan sebagian orang mengatakan bahwa Vishnu memiliki kuasa terbesar daripada Brahma dan Siva. Dalam sebagian kisah, Vishnu digambarkan sebagai dewa pemelihara alam. Dikatakan pula, Vishnu adalah merupakan manifestasi dari Tuhan yang enggan disembah. Dari konon kuasanya sebagai pemelihara alam itulah, maka Vishnu sering turun ke dunia, demi untuk menegakkan kembali kebenaran, menghancurkan kemungkaran. Berikut ini adalah wujud-wujud Vishnu saat turun ke dunia:

1.       Matsya Awatara (Vishnu sang Ikan)

Matsya adalah awatara pertama dari Vishnu, beliau muncul pada masa Satya Yuga. Pada masa pemerintahan Raja Satyabrata (Waiwasta Manu). Pada mulanya, Raja Satyabrata sedang mencuci tangan di sebuah sungai, seekor ikan menghampirinya. Raja Satyabrata pun lantas mengambil dan memelihara ikan tersebut di sebuah kolam. Namun semakin lama, ikan tersebut tumbuh semakin besar, sehingga dipindahkan ke kolam yang lebih besar. Namun kejadian tersebut terus berulang-ulang, sehingga ikan tersebut dilepas di samudera. Ikan itu lantas menyampaikan akan adanya bencana air bah di bumi. Ikan tersebut juga memerintahkan pembangunan sebuah bahtera yang nantinya harus diisi dengan seluruh jenis makhluk hidup secara berpasangan, serta membawa SaptaResi. Ikan tersebut juga berpesan, pada saat setelah banjir tiba, bahtera tersebut haruslah diikat di tanduknya dengan Naga Basuki sebagai talinya. Ikan tersebut sekarang dikenal sebagai Matsya Awatara. Kisah-kisah serupa dapat dijumpai dalam kisah Nabi Nuh (Noah).

2.       Kurma Awatara (Vishnu sang Kura-kura)

Kurma adalah awatara kedua Vishnu yang berwujud seekor kura-kura raksasa bernama Akupa. Akupa muncul saat terjadi upaya pencarian Tirta Amerta oleh para Asura dan Dewa. Vishnu berkata bahwa Tirta Amerta ada di dalam lautan Ksirarnawa. Sang Antabhoga segera mencabut Gunung Mandara, lantas dijatuhkan ke laut Ksira dan digunakan sebagai alat pengaduk samudera. Naga Basuki membelit lereng-lerengnya dan berfungsi sebagai tali. Bathara Indra menduduki puncak Mandaragiri agar tidak melayang, sedangkan Vishnu mengambil wujud kura-kura dan menahan dasar Mandaragiri agar tidak tenggelam. Para Asura memegang kepala Naga Basuki, dan para Dewa memegang ekornya. Mereka lantas memutar Mandaragiri guna mengaduk samudera tersebut. Setelah lautan teraduk, munculah racun yang mampu membunuh semua makhluk hidup. Dewa Siwa (Bathara Guru) pun meminumnya sehingga lehernya berubah menjadi ungu (Nilakantha), sehingga pada akhirnya Tirta Amerta dapat diperoleh.

3.       Waraha Awatara (Vishnu sang Babi Hutan)

Waraha adalah awatara Vishnu berwujud babi hutan raksasa yang taringnya mampu menopang bumi. Tersebutlah seorang raksasa bernama Hiranyaksa. Raksasa tersebut hendak menjatuhkan bumi ke dalam lautan kosmik. Mengetahui itu, turunlah Vishnu mengambil wujud seekor babi hutan dengan dua taring mencuat yang tujuannya untuk menahan bumi yang dijatuhkan Hiranyaksa. Sebelum dapat mampu menopang bumi, Waraha lebih dahulu terlibat peperangan yang lamanya ribuan tahun dengan Hiranyaksa. Setelah berhasil mengalahkan Hiranyaksa, Waraha lantas menikahi Pertiwi (Dewi Bumi) dalam wujud awatara.

4.       Narasimha Awatara (Narasinga: Vishnu sang Manusia Berkepala Singa)

Narasimha adalah awatara Vishnu yang berwujud manusia berkepala singa. Dikisahkan, seorang raja Asura (kaum raksasa) bernama Hiranyakasipu sangat membenci segala hal yang berhubungan dengan Vishnu dikarenakan bertahun yang lalu, adiknya, Hiranyaksa telah dibunuh oleh Waraha. Guna mendapatkan kekuatan yang sakti, Hiranyakasipu melakukan pertapaan pada Brahma. Hiranyakasipu memohon berkat agar dapat hidup abadi, namun Brahma tidak menyanggupinya. Akhirnya Hiranyakasipu mendapatkan berkat Brahma sehingga dia tidak bisa dibunuh manusia, hewan, maupun dewa; saat pagi, siang, atau malam; di luar rumah maupun di dalam rumah; di air, darat, maupun udara; dan tidak dapat dibunuh oleh senjata apapun.

Di rumah Hiranyakasipu, Dewa Indra dan bala tentaranya menyerbu. Bathara Narada datang guna menyelamatkan Lilawati (istri Hiranyakasipu), dan Prahlada (anak Hiranyakasipu). Prahlada kemudian dididik sehingga menjadi pengikut Vishnu. Hiranyakasipu yang mengetahui hal tersebut marah besar, dan berusaha membunuh anaknya sendiri. Namun usahanya selalu gagal karena Prahlada dilindungi oleh kekuatan tak kasat mata Dewa Vishnu. Hiranyakasipu pun menantang Prahlada untuk menunjukkan Dewa Vishnu. Prahlada berkata, ‘Ia berada dimana-mana. Ia di sini. Dan ia akan muncul.’

Pada petang hari itu, muncullah Dewa Vishnu mengambil wujud Narasimha. Dengan waktu yang tepat, berkat Brahma tidak berlaku lagi. Hiranyakasipu tidak dapat dibunuh oleh Manusia, Hewan, maupun Dewa, dan Narasimha bukan ketiganya. Tidak dapat dibunuh di luar ataupun di dalam rumah, namun diantaranya. Tidak dapat dibunuh di air, darat, maupun udara, namun di pangkuan Narasimha. Tidak dapat dibunuh pada pagi, sore, atau malam, namun dibunuh pada senja. Tidak dapat dibunuh oleh senjata, namun dibunuh dengan kuku Narasimha.

Narasimha merupakan salah satu awatara utama Vishnu, selain Rama dan Khrisna. Awatara ini disembah wujudnya seperti halnya Sri Rama dan Khrisna. Selain itu, awatara ini melambangkan Vishnu yang akan melindungi segala pengikutnya tanpa membedakan keturunannya, melainkan hanya berdasar ketulusan hati dan perbuatan baik.

5.       Wamana Awatara (Vishnu sang Brahmana)

Wamana adalah awatara Vishnu yang muncul pada zaman Tetrayuga, mengambil wujud sebagai brahmana kecil. Wamana adalah awatara pertama dimana Vishnu mengambil sosok sempurna manusia. Brahmana ini adalah putra dari Aditi dan Kasyapa, dan muncul sebagai perlawanan terhadap seorang raja Asura, Bali. Bali adalah cucu dari Prahlada, beliau menguasai bumi dan mampu merebut sorga dari Dewa Indra.

Setelah menguasai dunia dan sorga, Raja Bali mengadakan acara besar demi member hadiah terhadap para brahmana. Munculah seorang brahmana kecil, Wamana. Sebelumnya, Sukracharya telah mewanti Raja Bali agar tidak memberikan hadiah kepada seorang brahmana berwujud aneh. Namun saat Wamana memohon pada Raja Bali hadiah berupa tanah seluas 3 tapak kakinya, Raja Bali menjadi takabur dan berjanji memenuhi permintaan brahmana tersebut.

Tiba-tiba, Wamana membesar dan terus membesar. Langkah pertamanya adalah sorga, sedang langkah keduanya adalah bumi. Karena tidak ada tempat untuk langkah ketiga Wamana, Raja Bali pun menyerahkan kepalanya sebagai pijakan Wamana. Dengan cara itulah Wamana mengakhiri hidup Raja Bali. Namun, karena terkesan dengan kedermawanan Raja Bali, Vishnu memberinya gelar MahaBali.

6.       Parasurama Awatara (Rama Parasu: Vishnu sang Rama Bersenjatakan Kapak)

Parasurama adalah awatara Vishnu yang muncul pada zaman Tetrayuga. Parasurama adalah seorang abadi, putra bungsu dari Jamadagni. Sebagian orang menganggap Parasurama bukanlah sebuah awatara seperti halnya Rama dan Khrisna, namun hanya seorang yang dikaruniai pengetahuan dan ilmu ketuhanan Vishnu.

Pada masa mudanya, Parasurama pernah membunuh ibunya sendiri, Renuka. Karena telah bercinta dengan seorang raja (ksatria), Jamadagni menyuruh anaknya agar memenggal kepala Renuka. Seluruh kakaknya menolak perintah Jamadagni sehingga mereka dikutuk menjadi batu, saat giliran Parasurama, beliau bersedia asal Jamadagni mengabulkan permintaannya setelah eksekusi tersebut. Disini akan muncul dua versi, tergantung dari budaya masing-masing.
Setelah berhasil memenggal kepala Renuka, Parasurama memohon agar seluruh kakak-kakaknya beserta ibunya dihidupkan kembali. Karena terkesan dengan kecerdasan Parasurama, Jamadagni menuruti permintaannya. Legenda tentang pemusnahan seluruh ksatria dari dunia oleh Parasurama bermula dari perampasan Kamadhenu oleh Kretavirya Arjuna.

Sedangkan versi lain, menyebut bahwa setelah eksekusi, ternyata Jamadagni berkhianat. Beliau tidak mengabulkan permohonan Parasurama. Karena mengetahui bahwa ibunya pada akhirnya dihukum karena bercinta dengan seorang ksatria. Parasurama kemudian bersumpah akan membunuh semua ksatria di dunia ini. Sampai akhirnya beliau mencari kematian sempurna dengan menantang Arjuna Sasrabahu dan Sri Rama. Parasurama juga adalah satu-satunya awatara yang bahkan mampu bertemu dengan awatara-awatara selanjutnya, yaitu Sri Rama dan Khrisna.

7.       Rama Awatara (Sri Rama: Vishnu sang Ksatria Berpanah)

Sri Rama adalah awatara Vishnu yang mengambil wujud seorang ksatria tampan putera mahkota dari Raja Dasarata dan Kosalya. Kisah Sri Rama telah terkenal hingga sampai diterjemahkan ke pewayangan jawa. Misi sang Vishnu turun ke dunia pada masa itu adalah melawan penguasaan Rahvana.

Tersebutlah dunia pada waktu itu ada di dalam penguasaan Rahvana. Saking amburadulnya dunia pada masa penguasaan Rahvana, Pertiwi hingga menangis dan memohon pada Vishnu agar beliau mau turun menghentikan Rahvana. Bersama NagaSesa dan Widowati yang ikut berinkarnasi menjadi Lesmana dan Sita, Vishnu turun mengambil wujud sebagai putera mahkota kerajaan Ayodhya.

Masa mudanya dihabiskan dengan terusir ke hutan Dandhaka selama 14 tahun oleh ayah dan ibu tirinya. Bersama Lesmana dan Sita, masa pengusiran itu dipergunakan untuk menyebar kebaikan dan menumpas para raksasa yang semena-mena. Hingga pada suatu hari, seorang raksasa wanita, Surpanaka, tergoda oleh ketampanan Rama dan Lesmana, yang berujung dengan luka di hidungnya karena serangan Lesmana. Surpanaka yang sakit hati melaporkan hal tersebut kepada kakaknya, Rahvana. Ditambah dengan informasi bahwa Sita adalah inkarnasi dari Widowati, mulai disusunlah rencana pembalas dendam.

Penculikan Sita dilakukan atas bantuan Marica yang menyamar sebagai Kijang Kencana demi memisahkan Sita dan Rama. Tipudaya Marica di detik terakhir menjelang kematiannya ikut memisahkan Lesmana dari Sita. Saat Sita sendiri itulah, Rahvana yang menyamar sebagai brahmana berhasil menculik Sita dan membawanya ke Alengka.

Selama masa pencarian Sita tersebut, Rama dan Lesmana terlibat banyak kejadian. Termasuk terlibat dalam perebutan kerajaan GuaKiskenda oleh Sugriwa dan Resi Subali. Pengutusan Hanuman sebagai duta yang melacak dan memberitahukan serangan pasukan Rama ke Alengka. Dan berakhir dengan kekalahan perang pasukan Rahvana oleh Rama dan prajurit GuaKiskenda.

Kasastran Ramayana ( Rama-Yana; Perjalanan Rama), adalah kasastran yang menceritakan lebih detil tentang perjalanan Rama Awatara. Selain kisah kepahlawanan, Ramayana juga mengandung hal-hal romantic dan pengorbanan Sita .

8.       Khrisna Awatara (Purna-Awatara; Awatara Paling Sempurna: Vishnu sang Gembala)

Khrisna adalah awatara Vishnu yang paling sempurna. Seringkali sosok Khrisna adalah dianggap sebagai perwujudan Tuhan itu sendiri. Beberapa ada yang menyembahnya, dan posisi Sri Khrisna seringkali disamakan dengan Dewa Khrisna. Kisahnya dapat ditemukan di postingan lain dalam blog ini.

9.       Buddha Awatara (Sidharta Gautama: Vishnu sang Buddha)

Pertama-tama, awatara inilah yang sangat sulit untuk dibahas. Akan banyak kontradiksi antara sang Gautama Buddha dalam versi Hindu, dan Sidharta Gautama dalam versi Buddha.
Tersebutlah hal yang seperti ini:
tataḥ kalau sampravṛtte sammohāya sura-dviṣām buddho nāmnāñjana-sutaḥ kīkaṭeṣu bhaviṣyati
—Srimadbhagawatam (1:3:24)
Terjemahan
Maka, pada permulaan Kaliyuga [Beliau] akan terlahir sebagai Buddha, putra Anjana, di Kikata (Bihar), untuk menyesatkan siapa saja yang menjadi musuh para pemuja Tuhan.

Gautama Buddha dalam Hindu adalah seorang awatara Vishnu ke-9 dari 10 awatara. Namun secara ajarannya, akan ditemukan perbedaan dengan ajaran Hindu sendiri. Buddha dianggap sebagai suatu ateisme karena tidak mengakui adanya Tuhan Semesta Alam. Buddha memang mengakui adanya dewa-dewa, namun dewa-dewa tersebut bukanlah Sang Maha Kuasa. Buddha juga mengakui sacra (pemimpin dewa), namun pengertian dan mitologi sacra dalam Buddha, berbeda dengan sacra (Dewa Indra) dalam Hindu. Pengikut Budha meyakini bahwa tidak ada makhluk, duniawi maupun surgawi, yang setara atau bahkan melebihi Sidharta Gautama. Sedangkan Hindu mengakui Buddha hanya sebagai wujud inkarnasi Tuhan. Itupun tidak sebanding dengan pemujaan terhadap Rama dan Khrisna, karena memang ajarannya berbeda.

Tradisi Hindu menganggap ajaran Buddha sebagai salah satu ajaran nastika, tidak hanya karena menolak adanya Tuhan Sang Pencipta, namun juga tidak mau mengakui kewenangan kitab Weda. Seperti yang tercatat dalam Cankki Sutta (Majjhima Nikaya), Sang Buddha berkata kepada sekelompok brahmana:
O Vasettha, para pendeta yang memahami sastra (Weda) tersebut seperti barisan orang buta yang terikat bersama-sama di mana orang yang pertama tidak melihat apapun, yang di tengah tidak melihat apapun, dan yang terakhir tidak melihat apapun.
Walpola Rahula, seorang rahib Buddhis menulis, "Selalu menjadi pertanyaan tentang tahu dan melihat, bukan meyakini. Ajaran Sang Buddha bersifat ehipassika, mengajak Anda untuk datang dan melihat, bukan datang dan percaya... Selalu melihat dengan pengetahuan atau kebijaksanaan, bukan meyakini dengan iman.”
Menurut Wendy Doniger, Buddha awatara yang muncul dalam versi berbeda-beda dalam berbagai Purana mungkin menggambarkan usaha kaum Brahmanisme Ortodoks untuk memfitnah kaum Buddhis dengan menyamakan mereka dengan kaum asura (raksasa; makhluk sesat). Helmuth von Glasenapp menghubungkan perkembangan ini dengan niat umat Hindu untuk menyerap Buddhisme dengan cara yang damai, baik untuk mengarahkan kaum Buddhis menuju Waisnawa maupun untuk menceritakan fakta bahwa tindakan bidah semacam itu dapat terjadi di India.
                                 
                Wah, udah skip aja bagian yang ini deh. Lanjuuuuut…..

10.   Kalki Awatara (Vishnu sang Pemusnah)

Kalki adalah satu-satunya awatara yang belum muncul. Diyakini awatara yang satu ini akan muncul pada akhir zaman Kaliyuga (kegelapan). Karena belum muncul, maka hanya ada penggambaran umum tentang kira-kira seperti apa wujud Kalki. Kalki digambarkan sebagai awatara Vishnu dengan kuda putih bernama Devadatta (berkat dewa), dimana di sebagian kisah menyebut bahwa dia adalah kuda bersayap. Kalki memiliki pedang berkilat yang akan menghancurkan kejahatan dan iblis, dan memulai zaman yang baru.

Banyak penulis masa kini yang mencoba menghubungkan tokoh dalam sejarah kini dengan Kalki. Perhitungan tradisional tentang jangka waktu Kaliyuga yaitu selama 432.000 tahun dan dimulai tahun 3102 SM, membuat klaim-klaim tersebut sulit diterima. Beberapa sarjana seperti Sri Yukteswar Giri dan David Frawley mengklaim bahwa ada siklus pertengahan dalam siklus 432.000 tahun.
  • Shree Veera Brahmendra Maha Swami, menulis "Divya Maha Kala Jnana" (Pengetahuan Suci tentang Waktu) sekitar 1000 tahun yang lalu, mengklaim bahwa Kalki akan muncul saat Bulan, Matahari, Venus, dan Yupiter berada dalam garis lurus; beberapa kejadian tidak langka dan yang berikutnya diduga akan terjadi pada tahun 2012 atau selebihnya.
  • Pandit Ved Prakash Upadhyay berpendapat dalam bukunya Kalkii Autar aur Muhammad Sahib bahwa Muhammad cocok dengan semua ramalan tentang Kalki. The book Muhammad in the Hindu Scriptures claims Muhammad to be Kalki based on research from all Vedas, Puranas and Upanishads. Tetapi tidak ada kutipan dalam Kalkipurana atau Purana lainnya yang membandingkan Muhammad dengan Kalki dan bahkan klaim tersebut diabaikan karena dianggap tidak lengkap dan kebetulan belaka.
  • Ismaili Khojas, suatu kelompok Muslim Shia dari Gujarat dan Sindh dan pengikut Aga Khan, meyakini sepuluh penjelmaan Wisnu. Menurut mereka, Imam Ali, menantu Nabi Muhammad merupakan Kalki.
  • Pengikut agama Bahá'í menafsirkan ramalan kedatangan Kalki sebagai referensi kedatangan Bahá'u'lláh, yang berperan penting dalam perkembangan agama Bahá'í di India.
  • Jamaah Ahmadiyyah percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad merupakan Kalki awatara.
  • Dalam bukunya yang berjudul The Aquarian Message, Samael Aun Weor mengklaim diri sebagai Kalki awatara.
  • Dalam buku The Avatar of What Is oleh Carolyn Lee PhD dan Holy Madness oleh Georg Feuerstein, mereka menunjukkan klaim bahwa Adi Da adalah Kalki awatara.
  • Dalam Dasam Granth, Guru Gobind Singh menulis bahwa Kalki adalah Vivek Buddhi (pikiran cerdas dan spiritual) yaitu Gurmat. Ketika dosa-dosa (Manmatt/Manmukhs) muncul hanya Gurmat yang berlaku sebagai Kalki dan melenyapkan seluruh Manmatt di dunia.
  • Bhagavan Sri Swamini Jai Sathya yang semula dikenal sebagai Sri Suryanarayana Jayanthi Kumaraswami mengumumkan bahwa Kalki awatara telah lahir di Bumi. Swamiji mengklaim bahwa Kalki awatara akan muncul kembali dalam wujud seorang wanita dengan mengendarai kuda putih, membawa sebilah pedang untuk membersihkan seluruh kejahatan dan mengajari Kebenaran Illahi kepada umat manusia.
  • Organisasi yang berbasis di Singapura telah terdaftar dengan nama Sri Kalki Peedum Society pada tahun 1998. Anggota Sri Kalki Peedum Society percaya bahwa Guru Sri Kalki Jothi mereka merupakan awatara Wisnu kesepuluh, Kalki awatara.

Seperti itulah, kira-kira gambaran tentang Dasawatara. Beberapa emphasys, langsung saya kopi paste dari Wikipedia. Dan sebagian lain saya rangkum dari berbagai sumber. Mohon maaf bila ada kurangnya. Mohon maaf jika ada SARA atau apapun yang tidak berkenan. Just sharing sajah.

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

1 comment:

  1. Dipercaya Kalki awatara dalam Sepuluh Awatara Dewa Wisnu akan turun pada zaman kali yuga sekitar 1000 tahun lagi

    ReplyDelete

Dimohon untuk menggunakan kata-kata yg sopan